BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sebagai
salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan, lembaga pendidikan sudah
selayaknya memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Apabila lembaga pendidikan dianalogikan sebagai mesin
produksi, maka kualitas output akan ditentukan oleh kualitas mesin tersebut.
Artinya, pengelolaan pendidikan yang bermutu tidak terlepas dari fungsi-fungsi
manajemen secara umum yaitu: Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
Pengarahan (Directing) dan Pengendalian (Controlling). Fungsi-fungsi manajerial
tersebut hendaknya dilakukan oleh setiap pengelola lembaga pendidikan secara
efektif dan efisien, dan secara khusus pimpinan atau kepala merupakan orang
yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya lembaga pendidikan.
Pendidikan
yang bermutu merupakan standar kesesuain tampilan (performance) terhadap
atribut-atribut yang dianggap penting oleh para pelanggan/pengguna jasa
pendidikan. Atribut-atribut mutu tersebut hendaknya diketahui oleh
penyelenggara lembaga pendidikan, sehingga dalam operasional kegiatan dapat
mengacu pada kepentingan mutu pelanggan. Karena kegiatan pendidikan di sekolah
adalah sebagai salah satu bentuk pelayanan jasa (service) yang memiliki bentuk
proses yang sirkuler bukan linier atau sekedar jual beli.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
Saja Fungsi Pemasaran Pendidikan?
2. Apa
Saja variable yang Menimbulkan Citra Baik Lembaga Pendidikan?
3. Apa
Saja Langkah Srategis Implementasi Pemasaran Pendidikan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manajemen Pemasaran Pendidikan
Dijelaskan dalam kamus besar bahasa
indonesia mengenai arti manajemen, yaitu
1. Penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran;
2. Pimpinan
yg bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.
Sedangkan
pemasaran diartikan sebagai perihal berupa proses, cara, perbuatan yang
menyangkut penyebarluasan barang dagangan (barang atau jasa) dari produser
kepada konsumen. [1]
Dengan
demikian manajemen pemasaran adalah manajemen dengan sistem yang berpegang pada
hakikat saling berhubungan antara semua bidang fungsional sebagai dasar
pengambilan keputusan di bidang pemasaran.
Sedangkan
yang dimaksud pendidikan dalam SISDIKNAS adalah
“Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.”
dan
jika dilihat dari segi manajemen pemasaran, pendidikan sendiri dapat dikatakan
sebagai produk jasa yang merupakan sesuatu tidak berwujud akan tetapi dapat
memenuhi kebutuhan konsumen yang dapat diproses dengan menggunakan atau tidak
menggunakan bantuan produk fisik, dan proses yang terjadi merupakan interaksi
antara penyedian jasa dengan pengguna jasa yang memiliki sifat tidak
mengakibatkan peralihan hak atau kepemimpinan.
Dengan
demikian dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran
Pendidikan adalah manajemen dengan sistem yang berlandaskan pada hakikat saling
berhubungan antara semua bidang fungsional dalam sebuah lembaga Pendidikan
sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang pemasaran yang berorientasi pada
konsumen.
B.
Tujuan
dan Fungsi Pemasaran Pendidikan
Untuk
menentukan tujuan maupun fungsi dari pemasaran Pendidikan, tentunya tidak akan
dapat terlepas dari pengertian yang telah disampaikan di atas. Adapun beberapa
tujuan dari pemasaran pendidikan adalah
1.
Memberi informasi kepada masyarakat
tentang produk-produk lembaga pendidikan,
2.
Meningkatkan minat dan ketertarikan
masyarakat pada produk lembaga pendidikan,
3.
Membedakan produk lembaga pendidikan
dengan lembaga pendidikan yang lain,
4.
Memberikan penilaian lebih pada
masyarakat dengan produk yang ditawarkan, dan
5.
Menstabilkan eksisensi dan kebermaknaan
lembaga pendidikan di masyarakat.[2]
Jadi,
yang ingin dicapai dari pemasaran pendidikan adalah mendapatkan pelanggan yang
disesuaikan dengan target, baik itu yang berkaitan dengan kualitas maupun
kuantitas dari calon pelanggan (siswa)
Sedangkan
fungsi dari pemasaan pendidikan adalah sebagai langkah pembaharuan ketika
sebuah lembaga pendidikan harus mengikuti atau mengimbangi ketatnya persaingan
dalam memperoleh pelanggan (customer).
Jadi,
pemasaran pendidikan berguna sebagai suatu langkah dalam mengimbangi posisi
pendidikan di era persaingan global.
C.
Proses
Manajerial Pemasaran Pendidikan
1. Perencanaan
Beberapa
hal yang perlu dilakukan dalam membuat perencaan pemasaran adalah:
a.
Menentukan visi, misi, tujuan umum, dan
tujuan khusus lembaga pendidikan
b.
Menganalisis ancaman dan peluang eksternal
lembaga pendidikan.
Dalam ancaman dan peluang ekstrernal ini
dibagi menjadi 4 :
1)
lingkungan publik yaitu kelompok atau
organisasi yang tertarik pada kegiatan lembaga,
2)
lingkungan kompetitif yaitu lembaga lain
yang bersaing untuk mendapatkan perhatian atau loyalitas dari kelompok sasaran,
3)
lingkungan makro yaitu kekuatan fundamental
berskala besar yang membentuk peluang dan ancaman terhadap lembaga tersebut,
4)
lingkungan pasar yaitu kelompok dan
organisasi yang bekerja sama dengan lembaga tersebut untuk mencapai visi dan
misi mereka.
c.
Mengetahui kecenderungan “kondisi pasar” sekaligus menentukan calon
siswa yang akan dipilih lembaga pendidikan.
2. Pelaksanaan
Satu
hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemasaran adalah
memperhatikan variabel-variabel yang dapat menarik minat pelanggan.
3. Pengendalian
Hal
ini diperlukan untuk pecapaian sebuah kontrol yang baik, karena lembaga
pendidikan sangat memerlukan informasi-informasi yang akurat dan memadai.
Kemudian informasi yang telah didapatkan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
kontrol dan evaluasi.
Dalam
pengendalian terdapat 3 jenis kontrol
yang dapat dilakukan oleh organisai nirlaba seperti suatu lembaga pendidikan
yaitu:
a.
Rencana kontrol tahunan, meliputi
monitoring pada kinerja pemasaran yang berlangsung untuk meyakinkan bahwa
volume penjualan tahunan dan keuntungan yang ditargetkan. Alat utamanya adalah
analisis penjualan, analisis pangsa pasar, analisis anggaran pemasaran, dan
penelusuran sikap pasar;
b.
Kontrol profitabilitas, yaitu
determinasi profitabilitas yang aktual dari pemasaran yang telah dilakukan, dan
akhirnya dapat diidentifikasi titik-titik kelemahan dalam pelaksanaan
pemasaran. Misalnya kesesuaian layanan dengan kebutuhan di masyarakat, segmen
pasar, saluran promosi, dsb;
c.
Audit pemasaran, bertujuan menganalisis
tujuan pemasaran, strategi, dan sistem yang diadaptasi secara optimum dan
lingkungan tujuan pemasaranyang telah diramalkan.
D.
Langkah-Langkah Strategis Pemasaran
Pendidikan
Di dalam pemasaran pendidikan terdapat beberapa langkah
strategis, yaitu :
1.
Identifikasi pasar, yaitu sebuah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan ekspektasi pasar termasuk
atribut-atribut pendidikan yang menjadi kepentingan konsumen pendidikan.
2.
Segmentasi pasar dan positioning, yaitu
membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang dibedakan berdasarkan kebutuhan,
karaktristik, atau tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda.
Sedangkan positioning adalah karakteristik dan pembedaan produk yang nyata yang
memudahkan konsumen untuk membedakan produk jasa antara satu lembaga dengan lembaga
lainnya.
3.
Diferensiasi produk, melakukan diferensiasi
merupakan cara yang efektif dalam mencari perhatian pasar. Strategi ini adalah
strategi yang memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang
diberikan oleh kompetitor.
4.
Komunikasi pemasaran, yaitu publikasi
prestasi oleh media independen, seperti berita dalam media massa.
5.
Pelayanan sekolah, hal ini terlihat sebagai
apa yang diharapka konsumen. Kesenjangan yang sering terjadi adalah adanya
perbedaan persepsi kualitas dan atribut jasa pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap organisasi jasa,
termasuk sekolah terdapat beberapa ciri organisasi jasa yang baik, yaitu
memiliki :
a.
Konsep strategis yang memiliki fokus pada
konsumen.
b.
Komitmen kualitas dari manajemen puncak.
c.
Penetapan standar yang tinggi.
d.
Sistem untuk memonitor kinerja jasa.
e.
Sistem untuk memuaskan keluhan pelanggan.
f.
Memuaskan karyawan sama engan pelanggan.
Terdapat
lima langkah dalam rangka mencapai ciri-ciri di atas, yaitu :
1)
Keandalan merupakan kemamampuan untuk melaksanakan
jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
2)
Responsif merupakan kemampuan untuk membantu
pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.
3)
Keyakinan merupakan pengetahuan dan
kompetensi guru dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan.
4)
Empati merupakan syarat untuk peduli, memberi
perhatian pribadi bagi pelanggan.
5)
Berujud merupakan penampilan fasilitas fisik,
peralatan, personil dan media komunikasi.
E.
Realisasi
Pemasaran Strategis Lembaga Pendidikan
Setelah
mengetahui konsep pemasaran strategis LP selanjutnya perlu melakukan aksi dalam
rangka mewujudkan ide-ide pemasaran yang telah dicanangkan. Pada hakekatnya
pemasaran LP dapat menggunakan berbagai macam media yang dianggap mendukung
terwujudnya tujuan pemasaran sebagaimana yang diinginkan. Namun pada makalah
ini penulis berupaya memberikan beberapa aksi praktis dari pemasaran LP yang
meliputi:
1. Penerbitan majalah
Berdasarkan
publik sasaran yang dituju, majalah dapat diklasifikasikan kepada majalah
intern (intrenal magazine) , ekstren (external magazine) dan ekstren-intern
(external-internal magazine). Penerbitannya harus direncanakan secara matang
baik mengenai penentuan jenis majalah, penentuan pemred, staf redaksi, biaya,
kertas dan percetakannya.
Terkait dengan penerbitan majalah
ini kita telah melihat beberapa LP yang telah melaksanakan program ini,
sebagaimana yang telah dilakukan oleh YLP Al Hikmah Surabaya dan Pondok Modern
Darussalam Gontor.
2. Pembuatan rubrik di radio, film dokumenter,
Sebuah LP dapat mempromosikan
lembaganya dengan cara memfungsikan media elektronik, seperti radio, televisi,
album lagu dan sebagainya. Sebagai contoh, siswa SMP alternatif Qaryah Tayyibah
telah membuat album lagu hasil karya mereka, di samping itu mereka juga telah
bekerja sama dengan salah satu stasiun TV swasta untuk membuat film dokumenter
yang menggambarkan tentang lembaga pendidikan tersebut.
3. Penyelenggaraan pameran
Pameran
merupakan cara paling efektif untuk penerangan dan pendidikan. Dalam
penyelenggaraan pemeran, usaha membangkitkan/ menarik perhatian (attention
arousing) merupakan hal yang urgen, karena bagaimanapun bagusnya suatu
barang/jasa yang dipamerkan bila publik tidak menaruh perhatian dan
ketertarikan maka semua usaha akan sia-sia.
Untuk itu, dalam menyelenggarakan
atau mengikuti pameran sebuah LP hendaknya menampilkan sesuatu yang berbeda
dari kompetitornya, misalnya dengan menampilkan group nasyid sekolah/pesantren.
4. Menggunakan Media Massa
Dalam penggunaan
media massa ini, bagian pemasaran dapat melakukan kegiatan publisitas dan
periklanan.
1) Publisitas
Publisitas
adalah tugas atau kegiatan untuk menceritakan kepada masyarakat luas tentang
hasil produksi atau jasa perusahaan. Pengertian lain dari publisitas adalah
dampak dari diketahuinya suatu informasi. Di sini Jefkins menyatakan perlunya
publisitas sebagai media pencitraan yang baik bagi organisasi atau lembaga yang
dipasarkan.
2) Periklanan
Iklan humas
adalah iklan yang ditujukan kepada masyarakat yang ditujukan untuk menjelaskan
tentang suatu hal yang menyangkut pelayanannya.
F.
Yang
Menimbulkan Citra Baik Bagi Lembaga Pendidikan
Konsumen dalam
membeli seseatu sebenarnya bukan hanya sekadar membutuhkan barang tersebut,
melainkan ada hal lain yang diharapkan di balik barang tersebut. Sesuatu
tersebut sesuai dengan citra yang terbentuk dalam dirinya. Oleh sebab itu,
penting sekali sebuah lembaga pendidikan memberikan informasi kepada publik
agar dapat membentuk citra yangb baik.
Citra (image)
adalah impresi perasaan atau konsepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan,
mengenai suatu objek, orang atau mengenai lembaga. Citra tidak dapat dicetak
seperti mencetak barang, tetapi citra adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan
pengetahuan, pemahaman seseorang tentang sesuatu. Menurut Kotler, image is the
sum of beliefs, ideas, and impressions that a person has an object.
Citra terbentuk
dari bagaimana lembaga melaksanakan kegiatan operasionalnya yang mempunyai
landasan utama pada segi layanan. Citra juga terbentuk berdasarkan impresi,
berdasarkan pengalaman yang dialamai seseorang terhadap sesuatu, sehingga
membangun suatu sikap mental. Sikap mental inilah yang nantinya dipakai sebagai
pertimbangan untuk mengambil keputusan. Karena image dianggap mewakili
totalitas pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Citra yang baik merupakan salah satu cara
untuk mendapatkan atau meraih keunggulan dalam memasarkan jasa pendidikan.
Banyak cara
dapat dilakukan untuk menarik perhatian publik dalam rangka pembentukan image
terhadap lembaga pendidikan, baik melalui daya tarik fisik bangunan maupun
melalui daya tarik yang bersifat akademik, religius, dan sebagainya:
1.
Membenahi gedung sekolah yang mengahadap
ke jalan secara dengan desain yang baik, sehingga menarik perhatian masyarakat.
2.
Memasang lampu kuning kedip-kedip
(perhatian hati-hati/pelan-pelan) bagi pengemudi.
3.
Kerja sama dengan media
4.
Kepala sekolah gencar mengadakan
pidato-pidato, menghadiri pertemuan-pertemuan, dan menginformasikan lembaganya
dengan baik.
5.
Memberikan konsultasi dan nasihat-nasihat
yang diperlukan sebagai layanan masyarakat.
6.
Mengadakan peringatan-peringatan hari
besar keagamaan.
Dengan demikian,
lembaga pendidikan harus berusaha menciptakan image positif di hati masyarakat,
sehin gga masyarakat dapat membuat keputusan untuk mendaftarkan putra-putri
mereka masuk ke lembaga pendidikan tersebut. Pembentukan image ini tidak dapat
terbentuk secara cepat dan singkat, sebab publik bersifat sensitif dan kritis.
Image negatif biasanya cepat terbentuk namun image negatif memerlukan waktu
yang lama.oleh karenanya, lembaga pendidikan secara terus menerus membangun,
membentuk, dan mempertahan image positif. Citra yang baik akan mendukung
keberhasilan suatu lembaga pendidikan.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam pemasaran
kita temukan ada yang berorientasi pada “profit organitation” dan ada pemasaran
yang beroreintasi pada “non profit organitation”. Mengenai lembaga pendidikan
adalah termasuk ke dalam non profit organization. lembaga pendidikan adalah
sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa murid, siswa, mahasiswa dan juga
masyarakat umum yang dikenal sebagai “stakeholder”. Lembaga pendidikan pada
hakekatnya bertujuan memberi layanan. Jadi strategi pemasaran jasa pendidikan
berarti rencana yang komprehesif pada kegiatan lembaga pendidikan dalam memberi
layanan jasa pendidikan yang memuaskan kepada pengguna dengan cara
memperhatikan konsep, model, produk, biaya pendidikan dan strategi distribusi
informasi jasa lembaga pendidikan.
B. SARAN
Adapun saran yang disampaikan oleh kami
pada kesempatan ini, kepada rekan-rekan yang membaca agar mempergunakan makalah
ini sebagai bahan kajan dalam memahami konsep pemasaran dan pelayanan pelanggan
pendidikan.
Demikian makalah
ini kami susun dengan segala kemampuan dan keterbatasan kami. Maka dari itu,
kritik dan saran selalu kami tunggu demi perbaikan. Dan semoga makalah ini
mudah difahami dan bermanfaat di masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Akdon, Dr. Manajemen Strategik
untuk Manajemen Pendidikan. Alfabeta, Bandung, 2006.
Alam, Buchari, H, Prof. DR.,
Pemasaran Strategik Jasa Pendidikan CV. Alfabeta, Bandung.
David W. Cravens, Strategic
Marketing, 1982, Richard D. Irvin,Inc.
Lupiyoadi, Rambat, Manajemen
Pemasaran Jasa (Teori dan Praktek), Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Sagala, H. Syaiful. Manajemen
Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Alfabeta, Bandung, 2007.
Tjipto, Fandy, Strategi Pemasaran,
Ed.2. Cet.5, Yogyakarta, Andi, 2001.
Tunggal, Amin Widjaja, Drs. Ak.,
MBA, Kamus Manajemen Strategik, Rineka Cipta, Jakarta, 1996.
EmoticonEmoticon